Rabu, 13 Juni 2012

Ibnu Taimiyah



“Apapun yang dilakukan musuhku, Jannah tetap dihatiku. Jika aku terbunuh, maka aku mati syahid. Jika mereka memenjarakanku, itulah waktuku untuk berkhalwat dengan Rabb ku. Jika aku diusir, maka itulah syiyahah (perjalanan di jalan Allah) bagiku.”
(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)

Silsilahnya
Syeikhul Islam Al Imam Abul ‘Abbas namanya adalah Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin ‘Abdullah bin Muhammad bin Khidir bin Muhammad bin Khidir bin ‘Ali bin ‘Abdullah bin Taimiyah Al Harani Ad-Dimasyqi.
Lahir dan pertumbuhannya
Ia lahir pada hari Senin 10 Rabi‘ul Awal di Haran tahun 661 Hijriah. Ketika umur 7 tahun dia bersama ayahnya pindah ke Damsyik karena melarikan diri dari serbuan tentara Tartar. Ia tumbuh di lingkungan ilmu fiqh dan ilmu agama. Ayah, kakek dan saudaranya serta sebagian besar pamannya adalah ulama-ulama terkenal. Dalam lingkungan keluarga ilmiah yang shalih inilah Ibnu Taimiyah tumbuh dan berkembang. Ia mulai menuntut ilmu dari ayahnya dan ulama-ulama Damsyik. Ia menghafal Al-Qur‘an saat masih kecil, mempelajari Hadits, fiqh, ushul (aqidah), dan tafsir. Ia sejak kecil dikenal cerdas, kuat hafalannya, dan cepat menerima ilmu. Kemudian ia memperluas pemahamannya dengan mempelajari berbagai ilmu, mendalaminya, dan menguasainya sehingga ia memiliki syarat-syarat untuk menjadi mujtahid. Sejak mudanya ia selalu menjadi imam. Ia dikenal mempunyai keluasan ilmu, akhlak yang terpuji, dan kepemimpinan sebelum ia mencapai umur 30 tahun.
Karakteristiknya
Di samping keilmuan dan kedalaman pengetahuan agama beliau, beliau dikenal sebagai orang yang suka melakukan amar ma‘ruf dan nahi mungkar. Allah mengkaruniai beliau dengan sifat-sifat terpuji yang sangat dikenal di tengah masyarakat. Beliau seorang yang sangat dermawan sehingga lebih mendahulukan kepentingan orang yang mengalami kekurangan makan, pakaian, dan sebagainya daripada dirinya sendiri. Beliau sangat tekun beribadah, berdzikir, dan membaca Al-Qur‘an. Beliau hidup jauh dari kemewahan dan kesenangan dan hampir tidak mempunyai simpanan harta selain yang sangat dibutuhkan. Sifat-sifat seperti ini telah dikenal oleh orang-orang pada zamannya. Beliau sangat rendah hati dalam penampilan, pakaian, dan pergaulan dengan orang lain. Beliau tidak pernah mengenakan pakaian bagus atau pakaian yang sangat jelek dan beliau tidak pernah memberatkan orang-orang yang ditemuinya. Beliau terkenal berwibawa dan kuat dalam menegakkan kebenaran. Beliau sangat disegani oleh para penguasa, ulama dan masyarakat umum. Orang yang melihatnya merasa senang kepadanya, terpengaruh oleh kewibawannya dan menghormatinya, kecuali orang-orang yang dengki dari kalangan pendukung hawa nafsu. Ia dikenal sangat sabar, tabah memikul kesulitan dalam memperjuangkan agama Allah. Ia sangat terbuka, suka mendatangi undangan dan mempunyai keistimewaan atau karamah yang dapat disaksikan orang banyak. Semoga Allah memberinya rahmat dan melapangkan tempatnya di alam kubur dan juga tempatnya di surga.
Karya
Dalam bidang penulisan dan karya ilmiah, Ibnu Taimiyah telah meninggalkan warisan yang sangat banyak dan berharga bagi umat Islam. Para ulama dan peneliti senantiasa menimba air yang bersih dari beliau. Di tengah umat Islam sekarang sangat banyak bertebaran karya-karya beliau berupa buku, risalah, fatwa, berbagai buletin dan lain sebagainya. Ini yang telah diterbitkan, sedangkan yang masih tetap tak dikenal dan tersimpan dalam manuscript masih sangat banyak. Sebagian karya beliau yang dipelajari murid beliau hingga masa kini :
1.    Majmu' Fatawa
2.    Minhajus Sunnah
3.    Al 'Ubudiyah
4.    Naqdhul Mantiq
5.    Iqtidha’ Ash Shirathal Mustaqim
6.    As Siyasah As Syar'iyah Fi Ishlahi Ra'i Wa Ra'iyah
Murid Beliau
Murid-murid Ibnu Taimiyah begitu banyak mengingat ilmu beliau yang sungguh luas. Diantara murid-muridnya yang cukup terkenal adalah :
  • Ibnu Katsir
  • Ibnu Qayim Al Jauzi
  • Imam Ad Dhahabi
  • Abu Abdillah Al Maqdisi
  • Ad Dimasyqi
  • Al Mizzi
Wafatnya
Syeikh Ibnu Taimiyah wafat dalam penjara sebagai seorang tahanan di penjara Qal‘ah di Damsyik, disaksikan oleh salah seorang muridnya, Ibnul Qayyim, ketika beliau sedang membaca Al-Qur an surah Al-Qamar yang berbunyi "Innal Muttaqina fi jannatin wanaharin". Beliau wafat pada malam Senin tanggal 20 Dzulqa‘dah tahun 728 Hijriyah. Penduduk Damsyik keluar meluber dan begitu pula dari kota-kota di sekitarnya untuk menshalatkannya dan mengantarkan jenazahnya ke kuburan. Berbagai sumber menyebutkan bahwa ketika wafat, jenazahnya diantarkan oleh khalayak yang berjumlah sangat besar memenuhi kota. Semoga Allah memberinya rahmat dan memberikan balasan sebaik-baiknya atas pengabdiannya kepada Islam dan kaum muslim.


Sumber dari kitab karya beliau  “Iqtidha’ Ash Shiratal Mustaqim” bab Biografi Ibnu Taimiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar